Shuuya's Black Note

Sabtu, 23 Juli 2011
Disclaimer: Inazuma Eleven, adalah seri game buatan pihak Level-5. Saia hanyalah author sarap yang seenak jidat menyuruh para chara di game ini untuk memerankan script buatan saia.

Rated: K+ (ada beberapa faktor sadis di akhir cerita)
Chara: Ryuugo Someoka, Yuuto Kidou, Shuuya Goenji, Mamoru Endou, Ichirouta Kazemaru, Ryou Miyasaka.
Genre: Humor, Mystery.
Warning: Garing! Gaje, OOC, Lebay, sedikit penyiksaan pada beberapa chara (Tapi tak ada niat untuk membashing chara!)
Happy reading!! XD


Shuuya’s Black Note
(Shuuya no Kuro Note, haha)

Bila kemarin hari sangatlah cerah, saat ini awan mendung terlihat memayungi kepala seseorang. Sebut saja orang naas tersebut dengan Ryuugo. Nama lengkapnya Ryuugo Someoka. Pria berkepala botak... upss! Gundul maksudnya, dengan tampang garang dan macho(?). Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya? Coba kita intip isi hatinya...



‘Huh! Si Goenji itu dari hari ke hari makin menyebalkan saja! Masa’ dia jadi lebih nge-trend daripada aku? Mana tiap hari lockernya kebanjiran surat cinta lagi! Padahal, aku yang keren ini saja tidak pernah mendapat surat anugerah itu....’ Batin Ryuugo yang sangat kesal.

Mungkin dari monolog tadi terlihat bahwa Ryuugo sedikit narsis. Ah, Lupakan itu. Kini Ryuugo sedang mengomel sendiri sambil berjalan menuju SMP Raimon. Sampai akhirnya lewatlah seorang Shuuya Goenji. Seperti biasa, Shuuya tetap mempertahankan ekspresi datarnya dan berjalan cukup cepat. Namun ada yang berbeda. Tunggu! Shuuya sedang membaca buku?! Kira-kira, buku apakah itu?

‘Hah!? Si Goenji itu baca buku...?? Tumben sekali dia rajin begitu!! Memangnya itu buku apaan sih...? jangan-jangan, itu buku kitab mbah Marijan lagi?’ Batin Ryuugo. Ryuugo sendiri juga penasaran, maka dilangkahkan kakinya untuk mendekat pada Shuuya.

Ryuugo berhasil mempertahankan dirinya dalam jarak 10 meter di samping kanan Shuuya. Diliriknya buku yang tengah asyik dibaca Shuuya tersebut. Ditelitinya dari jauh buku nista(?) itu. Buku yang bersampul hitam polos. Ukurannya mungkin sebesar komik. Namun ada sesuatu, seperti aura-aura hitam yang samar-samar menyelimuti buku itu. Hn... Sepertinya buku ini sedikit mengingatkan kita pada suatu anime tentang detective dan Shinigami. Lalu entah kenapa, dalam benak Ryuugo terbesit nama ‘Kira’. Rasanya, buku itu seperti...

‘Jangan-jangan itu Deathnote!!!??’ Ryuugo menjerit dalam hati dengan ekspresi orang yang terkena penyakit jantung. Secara otomatis, Dirinya langsung kabur dan memasuki gedung SMP Raimon dengan kilat. Meski kelihatannya tak memperhatikan, namun sebenarnya Shuuya menyadari bahwa dari tadi Ryuugo tengah memata-matainya.

‘Ada apa dengan Someoka...?’ Batin Shuuya yang sedikit heran. Namun segera menepis pemikiran tak pentingnya dan kembali melanjutkan kegitan membaca bukunya sambil berjalan memasuki gedung sekolah...



Koridor SMP Raimundo


Ryuugo yang kecapaian berlari mulai berhenti sambil ngos-ngosan. Dirinya menjadi sedikit curiga. Apakah buku yang dibawa Shuuya tadi itu benar-benar Death Note? Kecurigaan Ryuugo akhirnya harus berhenti saat radar gundul(?)nya mendeteksi keberadaan Shuuya dalam radius 32 meter. Mau tak mau, Dirinya memutuskan untuk bersembunyi di salah satu ruang kelas. Benar saja. Beberapa detik kemudian, terlihatlah sosok Shuuya yang masih membaca buku hitam tadi...

“Shuuya...!!” Terlihat pula sosok Mamoru yang menghampiri Shuuya.

“Pagi, Shuuya...!” Ucap Mamoru riang. Lalu berjalan beriringan dengan Shuuya.

“Pagi...” Sahut Shuuya singkat. Matanya masih terpaku pada buku bacaannya tersebut.

“Eh? Kau sedang baca apa tuh??” Tanya Mamoru yang sedikit tertarik dengan buku Shuuya.

“...Bukan apa-apa.” Kamudian, Shuuya menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu Shuuya kembali menatap ke depan.

“Oh, begitu... waaakh!?” Setelah ucapan terakhirnya(?) tadi, Mamoru menghilang dari samping Shuuya.

“....?” Shuuya hanya sweatdrop saat mendapati Mamoru yang tiba-tiba bisa menggunakan jurus ninja(?). Sejenak kemudian Shuuya kembali berjalan tanpa rasa was was (khawatir dikit napa ama temen?).


Ngomong-ngomong, kemana sebenarnya Mamoru menghilang? Coba kita beralih ke Ryuugo untuk mendapat jawabannya...

“Apa yang kau lakukan, Ryuugo!!??” Mamoru yang terjatuh karena ditarik paksa Ryuugo marah-marah. Oh... Jadi tadi Mamoru ditarik Ryuugo menuju tempat persembunyiannya(?).

“Hei Mamoru. Kau tidak penasaran apa...!?” Tanya Ryuugo dengan ekspresi kelewat serius.

“Heh? Soal apa??” Mamoru keheranan terhadap perkataan Ryuugo.

“Soal buku yang dibawa Shuuya tadi!!” Ucap Ryuugo serius.

“Memangnya Shuuya bawa buku apaan?” Tanya Ichirouta yang tiba-tiba nongol.

“Waaa!!! Ichirou!!” Mamoru terkejut.

“Kok Kau bisa ada disini...!?” Tanya Ryuugo takjub.

“Aku mengantar Ryou ke kelasnya...” Ucap Ichirouta yang menutup matanya sambil menghela nafas.

“Tapi kok bisa sampai di kelas ini!??” Ryuugo dan Mamoru tambah bingung.

“Ini kelasku, lho...!” Ucap Ryou yang nongol dari belakang Ichirouta.

“...Aku lupa lihat papan nama kelasnya...” Ucap Ryuugo sweatdrop.

Depan kelas Ryou...

“Jadi Goenji-san bawa-bawa buku aneh?” Tanya Ryou setelah mendengar cerita Ryuugo. Kini mereka berempat ada di depan kelas Ryou.

“Memangnya bukunya seperti apa...?” Tanya Ichirouta menyelidik.

“Itu lhoo!! Bukunya warna hitam, terus seperti ada aura gelapnya gitu!!” Ucap Ryuugo dengan mata terbelalak.

“Uh..? Masa sih?? Tadi aku tidak merasakan aura-aura hitam dari buku itu kok..?” Tanya Mamoru kebingungan.
“Tapi kalau benar begitu sih... Rasanya buku itu mirip...” Ichirouta sedikit mengira-ngira.

“Death Note.” Ucap mereka berempat dengan kompak. Masing-masing langsung menelan ludah, membayangkan kalau Shuuya adalah reinkarnasi Kira(?).

“Mana mungkin Shuuya bawa Death Note dan sampai membunuh orang?” Ucap Yuuto yang seenaknya nimbrung.

“Eh? Yuuto!?” Ucap keempat orang yang tadinya sempat berfantasi aneh ini.

“Bagaimana kalau kita selidiki saja?” Usul Yuuto. Tentu saja semuanya (Minus Ryou yang cengar-cengir) hanya bisa bertampang cengo.

Jam Istirahat...

Kini Mereka berlima tengah mengintai Shuuya. Mereka mengintip melalui jendela perpustakaan. Di dalam terlihat sesosok Shuuya yang tengah asyik membaca buku hitam tadi. Sementara 5 orang mencurigakan(?) itu tengah mengawasinya dari kejauhan.

“Strategi pertama. Kita pakai pendekatan secara halus!” Ucap Yuuto yang sepertinya mulai bersemangat.

“Jadi, Salah satu dari kita akan menanyakan pada Shuuya tentang buku itu, begitu yah...?” Tanya Ichirouta.

“Benar juga. Bila yang bertanya adalah teman dekatnya, pasti Goenji mau mengaku!!(?)” Ucap Ryuugo.

“Lalu, siapa yang harus maju...?” Tanya Ryou.

“Hm... Baiklah, Mamoru! Kau yang tanya pada Shuuya!” Ucap Yuuto tegas seraya menunjuk Mamoru.

“Eeh!? Kok harus aku sih!?” Protes Mamoru.

“Kau kan kapten tim Inazuma! Sudah, cepat maju sana!!” Yuuto mendorong Mamoru. Mau tak mau, Mamoru akhirnya menjalankan strategi pertama...


Mamoru masuk perpustakaan dengan langkah yang nyaris tak berbunyi. Namun, dalam radius 5 meter Shuuya telah mendeteksi(?) keberadaan Mamoru dan segera menutup bukunya.

“Ada apa, Mamoru...?” Shuuya menoleh ke arah Mamoru dengan ekspresi datar. Mamoru terlonjak.

“Eee... Eee... Anu...” Mamoru speechless, sementara Shuuya terus menatap datar pada sang sahabat yang kini tengah menggrogi gaje tersebut.

“Tu, tumben sekali kau ke perpustakaan??” Ucap Mamoru yang akhirnya mendapat topik. Namun Shuuya hanya terdiam.

“Se, sebenarnya... Kau baca buku apaan sih??” Tanya Mamoru yang benar-benar to the point.

“Siiiing...” Terjadi keheningan sesaat. Mamoru makin sweatdrop, sedangkan Shuuya terdiam sampai akhirnya menghela nafas.

“...Bukan bacaan untuk anak kecil...” Ucap shuuya sambil mendengus.

“APAA!!??” Mamoru menjadi emosi jiwa.

Sementara sisa 4 anggota spy yang sedang mengintai hanya bisa menepuk dahi...

Mission 1, gagal

“Pokoknya aku tidak mau ikut-ikut lagi!!!” Mamoru marah-marah.

“Mission 2...” Ucap Yuuto yang tak menghiraukan Mamoru.

‘Memangnya dia menyiapkan berapa strategi sih...!?’ Batin Ichirouta sweatdrop.

“Ichirouta!! Kau alihakan perhatian Shuuya, lalu Ryou! Kau intip bukunya saat perhatian Shuuya teralih pada Ichirouta!” Ucap Yuuto, kali ini sambil menunjuk-nunjuk Ryou dan Ichirouta.

“Bicara sih gampang, tapi bagaimana caranya mengalihkan perhatian orang sewaspada Shuuya!?” Protes Ichirouta.

“Justru karena itulah Aku memilihmu...” Ucap Yuuto sambil menepuk pundak Ichirouta.

“Glekh!” Muncullah firasat tidak enak dari batin sang mantan pelari atletik ini.


*******

“Apa-apaan ini!!??” Ichirouta marah-marah. Ternyata Yuuto dkk mendandaninya dengan pakaian cat maid. Bajunya berlengan bob dan memakai rok mini. Rambut Ichirouta dibiarkan terurai. Tak lupa juga dengan tambahan neko-mimi di kepalanya.

“Ka, kayak cewek sungguhan!!!” Ucap Mamoru, Ryuugo, dan Ryou kompak.

“Aku nggak mau pakai baju begini!!!” Ichirouta mulai menendangi Yuuto. Namun tendangan itu tak menumpulkan semangat fujoshi(???) Yuuto.

“Jangan cerewet! Tidak akan ada yang mengenalimu kok!! Oh, iya!! Hapalkan dialog ini!!” Yuuto menyerahkan selembar naskah pada Ichirouta. Oke, akhirnya tak ada yang menolak srategi Yuuto yang kedua ini.



*******


Shuuya sedang berjalan santai sambil membaca bukunya, suasana di koridor sekolah saat ini memang sepi, hanya ada Shuuya saja... Ralat! Hanya ada Shuuya dan... seorang Maid tak jelas yang tiba-tiba muncul...

“Tu, Tuan Shuuya!!” Ichirouta yang berpakaian maid ini muncul. Mengucapkan dialog yang diberikan Yuuto dan menangis juga (nangis karena tampil memalukan).

“.....” Shuuya sweatdrop dan mematung. Sementara Ryou sudah bersiap-siap untuk mengintip isi buku Shuuya

“A, anu... Saya sedang tersesat... Ja, jadi... maukah Anda membantu Saya, Tuan...?” ucap Ichirouta yang terduduk. Air matanya masih tersisa diwajahnya. Ditambah dengan efek blink-blink yang datangnya entah dari mana. Wow, so cute... -_-

Shuuya hanya terdiam. Menatap sang maid jadi-jadian(a.k.a Ichirouta) dengan ekspresi datar, membuat perasaan Ichirouta jadi makin tidak enak. Sementara Ryou hampir melihat isi buku yang dibiarkan terbuka oleh Shuuya...

“Klap!” Shuuya menutup bukunya. Hal itu membuat Ryou dan Ichirouta terkejut, sementara ketiga anggota spy sisanya menepuk dahi.

“Sepertinya yang ini juga gagal...” Gumam Ryuugo sweatdrop.

“...Ichirouta, kenapa penampilanmu begitu...? Tanya Shuuya dengan ekspresi datar.

“E, EH! Aku bukan Ichirouta...!!” Ichirouta mulai berteriak untuk membela diri(?).

“Kau ini sebenarnya sedang apa, Ichirouta? Ryou juga, kenapa menyelinap dibelakangku...?” Ucap Shuuya dengan ekspresi sangat datar.

“Kratak...!” Ichirouta mematung dan mulai retak, kemudian runtuh(?).

“Cesssh....” Sementara Ryou yang kaget karena ketahuan langsung mencair seketika.

Dengan cueknya, Shuuya meninggalkan kedua mayat(?) yang berserakan di koridor sekolah itu. Dimasukkannya buku hitamnya itu ke dalam tas.

‘Ada apa sebenarnya...?’ Batin Shuuya yang mulai curiga pada tingkah teman-temannya di hari ini.

*******

“Hiks... Hancur sudah martabatku...” Ichirouta tidak berhenti menangisi harga dirinya yang sudah tak berbentuk gara-gara rencana Yuuto.

“Ma, mata ketiga... Dia punya mata ketiga...” Sementara Ryou masih sangat shock.

“Uh... Akhirnya tinggal kita bertiga...” Yuuto memijit keningnya.

“Enak saja!! Aku nggak akan ikut-ikut lagi!!” Mamoru langsung menampol Yuuto.

“Baiklah, tinggal Kita berdua, Ryuugo. Mission 3, kita langsung rampas buku milik Shuuya dan melihat isinya!” Perintah Yuuto.

“.....” Ryuugo terdiam. Resikonya memang tinggi, namun Ryuugo tetap penasaran. Lagipula, dia sendiri kan yang memulai semua ini? (meski yang mengusulkan strategi itu Yuuto)

*******

Saat pulang sekolah, Ryuugo dan Yuuto yang memakai pakaian ninja(?) langsung menerobos dari belakang Shuuya. Tas milik Shuuya berhasil diambil oleh Ryuugo. Shuuya pun secara otomatis mulai mengejar mereka. (kok nggak teriak maling atau apa gitu kek?)

“Yes! Kita berhasil!” Ucap Yuuto yang masih berlari.

“Kita harus lolos dulu dari Goenji!!” Ucap Ryuugo yang berlari sekuat tenaga.

Singkatnya, beberapa detik kemudian Shuuya berhasil menyusul mereka dengan mulus. Lalu membanting Ryuugo dan mengambil tasnya kembali. Setelah itu menggrebek(?) Yuuto.

“Sebenarnya, apa tujuan kalian...? Siapa sebenarnya Kalian ini!?” Tanya Shuuya dengan ekspresi sangarnya.

“Glekh!” Kedua pria ini hanya mematung.

Shuuya mulai mendekati Mereka. Jantung keduanya mulai berdebar kencang. Takut bila dibantai Shuuya kalau ketahuan nantinya. Melihat itu, Mamoru yang masih sayang pada teman-temannya ini mulai mengalihkan perhatian Shuuya.

“Shuuya!! Ayo kita latihan sepak bola!!” Mamoru langsung menggeret Shuuya. Yang digeret hanya pasrah mengikuti kaptennya, menghiraukan kedua ‘maling gadungan’ yang sedang mematung ini.

“Kita selamat...” Ucap Yuuto.

“Hiks... Mamoru setia kawan banget...!” Sedangkan Ryuugo malah terharu biru.

Ruang Klub...

“Untung yang tadi nggak ketahuan yah...” Ucap Ryuugo lega.

“Kalian beruntung!! Bagaimana dengan Aku dan Ryou yang ketahuan!?” Ucap Ichirouta sambil menunjuk Ryou yang masih trauma di pojokan.

“Tapi Akhirnya kita tak bisa mengetahui isi buku itu yah...” Ucap Mamoru sambil tersenyum miris.

“Iya. Buku yang ada di tas Shuuya itu...” Ucap Yuuto.

“Tasnya ditaruh di ruang klub ini...” Lanjut Ichirouta.

“Disini cuma ada kita berlima...” Ucap Ryuugo.

Dengan kompak, Ichirouta, Yuuto dan Ryuugo langsung membongkar isi tas Shuuya. Mereka langsung mengambil buku hitam itu dengan brutal, lalu melempar tas Shuuya yang tak berdosa begitu saja. Yuuto yang memegang buku membuka sebuah halaman secara acak. Mamoru dan Ryou (yang entah kenapa langsung sembuh dari trauma) mulai mendekat karena penasaran.

Halaman itu terlihat seperti bagian dari komik, coba kita baca...

“Dora, kemana kita harus pergi selanjutnya?” Ucap seekor monyet kebingungan.

“Setelah membunuh Noordin(?), selanjutnya Kita harus pergi ke tempat Kira untuk balas dendam!” Ucap seorang gadis berambut cepak dalam komik tersebut.

“.........” Semuanya terdiam.

‘Kenapa rasanya tokoh-tokoh dalam komik ini familiar sekali...?’ batin Mamoru.

‘Noordin?? Maksudnya Noordin M. Top yang ngebom Bali itu??’ Batin Ichirouta keheranan.

‘Mau balas dendam sama Kira...?’ Batin Ryuugo sweatdrop.

Lalu Yuuto membuka halaman lain secara asal juga. Yang terlihat adalah gambar seekor Iguana, Sapi, dan tupai yang mati dibunuh dengan mengenaskan. Lalu di panel selanjutnya ada gambar seorang anak Cewek berambut cepak tadi yang sedang tertawa sadis. Diikuti seekor monyet yang sibuk memutilasi seekor korban.

“I, ini... tokoh-tokoh dari kartun Dora the explorer kan...?” Tanya Ryou yang wajahnya pucat.

“Tapi kok... ceritanya sadis begini?” Yuuto terpana.

‘...Bukan bacaan untuk anak kecil...’ Ucapan Shuuya di perpustakaan tadi terngiang di kepala Mamoru.

“Jadi ini maksudnya ya...?” Gumam Mamoru sweatdrop.

Untuk meyakinkan, Yuuto membuka halaman paling awal dari buku yang teridentifikasikan sebagai komik ini. Dihalaman tersebut terdapat judul dari komik.

“Dora the Explorers Killer”

Bahasa Indonesianya, ‘Dora si Pembunuh Para Petualang’.

“...Lebih baik, Kita lupakan saja soal buku laknat ini, teman-teman...” Ucap Mamoru yang masih sweatdrop.

“Baik, Kapten....” Ucap semuanya dengan kompak.

Dan satu hari di SMP Raimon terlewat dengan damainya.... (?)

The End

Ini draft yang merupakan remake dari fic lama saia. Kenapa dimasukin ke sini? Suka-suka author dong! (plak!)
Nee, maaf atas kegajeannya. Wanna leave comment?

0 komentar:

Posting Komentar