Yuuto, Fake Move!

Sabtu, 23 Juli 2011
Disclaimer: Inazuma Eleven is belong to level-5
Rated: K
Chara: Yuuto Kidou, Heigoro Kabeyama, Mamoru Endou, Shuuya Goenji, Aki Kino, Natsumi Raimon, Haruna Otonashi
Genre: Humor, Friendship
Warning: Garing! Gaje, OOC, Lebay


Buanglah Kebiasaan Burukmu Jauh-Jauh, Tapi Jangan Lupa Buang Juga Kebiasaan Baikmu!(?)


Hari ini, tengah diadakan latih tanding antara SMP Raimon dan SMP Millenium (terdengar familiar?). Kini semuanya tengah berkumpul menjelang pertandingan tersebut...


“Nah, kali ini kita harus menang yah!!” Ucap Mamoru, sang kapten Raimon Eleven yang berposisi sebagai goalkeeper dengan penuh semangat.

“Iyee...” Jawab seluruh anggota keseelasan minus Shuuya dan Yuuto.

“Hah? Kok pakai bahasa betawi...?” Aki, sang manager Raimon Eleven langsung sweatdrop saat mendengar jawaban para chara Inazuma yang imut-imut ini.

“Tak apa. Toh dari awalnya mereka memang sudah gila...” Jawab Natsumi, sang manager sekaligus putri dari ketua yayasan Raimon dengan datar sambil menyibakkan rambut cokelat panjangnya.

“Berjuanglah, onii-chan!!” Sementara Haruna, sang adik kelas yang juga manager sekaligus adik dari Yuuto asyik sendiri dengan kakaknya.

Semuanya benar-benar penuh semangat. Namun mereka melupakan sesuatu, kira-kira apakah itu?

“Kapten...” Kabeyama memanggil Mamoru yang tengah asyik bicara soal krisis moneter(?) dengan Shuuya.

“Hee? Ada apa, Kabeyama..?” Mamoru memiringkan sebelah kepalanya, sementara Shuuya yang ada disebelah Mamoru jadi tersipu sendiri saat melihat ekspresi imut Mamoru (author digorok Shuuya. Bercanda, just kidding).

“Kapten.. Aku... Aku harus ke toilet!!!” Ucap Kabeyama yang langsung ngacir (ke toilet lha pastinya). Sesuai dengan kebiasaannya itu. Tiap pertandingan pasti menggrogi dan langsung kebelet pipis. (plak!)

“Lagi-lagi...” Aki menepuk dahinya.

“Menurutku, kebiasaan Kabeyama itu sedikit merepotkan sih...” Ucap Natsumi.

“Memangnya kebiasaannya itu tak bisa dihilangkan apa...?” Tanya Yuuto pada Mamoru Yang dengan suksesnya hanya mendapat jawaban berupa ekspresi cengo.

“Entahlah... Rasanya dari pertama kali bertanding dia sudah begitu...” Ucap Mamoru sambil bertopang dagu.

“...Bagaimana kalau kita coba hilangkan kebiasaan itu darinya?” Muncullah cetusan ide yang sangat brilliant(?) dari Shuuya.

“Wah, boleh juga tuh!! Tapi... Kita harus selesaikan pertandingan yang ini dulu..!” Ucap Aki.

“Ung... SMP Millenium. Kaptennya bernama Yami Athem(?), posisinya adalah striker. Lalu Yugi Mutuu(?) juga sebagai striker. Ada Jonouchi Katsuma(?) sebagai kiper dan Seto Kiba(?) sebagai defender. Mereka itulah ace tim ini. (wahahaha!! Inilah parody dari chara-chara Yugi-oh!!)

“...Merasa kalau nama-nama anggota SMP Millenium itu familiar nggak...?” Ucap Yuuto yang sweatdrop.

“Nggak tahu deh... Pokoknya hari ini kita harus menang!!” Ucap Mamoru.

Beberapa detik kemudian, Kabeyama telah kembali ke lapangan (hampir saja tim Inazuma dinyatakan gugur karena nungguin Kabeyama yang nggak balik-balik). Singkatnya, Inazuma berhasil memenangkan pertandingan seru ini dengan skor 2-1. Kedua kapten saling bersalaman dan kembali ke alam(?) masing-masing.

“Kau hebat sekali...” Ucap Kapten SMP Millenium yang bernama Yami itu saat bersalaman dengan Mamoru.

“Kau juga! Kapan-kapan kita latihan bersama lagi yah...!?” Ucap Mamoru sambil nyengir. Mereka berdua terlarut dalam acara cengir-menyengir. Sampai akhirnya Shuuya menarik Mamoru dan Yugi menarik Yami.

“Salamannya jangan lama-lama!” Protes Shuuya yang bosan menunggu acara halal bihalal(?) Mamoru dan Yami. Sedangkan Mamoru yang diprotes hanya cengo saja.

“Kau jangan caper pada tim Raimon, Yami!” Ucap Yugi, anggota tim millenium pada kaptennya.

Keesokan Harinya...

Mamoru dan Shuuya berjalan beriringan menuju SMP Raimon (sejak kapan mereka berangkat bersama?). Namun tak seperti biasanya, kali ini mereka berdua terlihat lesu

“Kemarin kita hampir didiskualifikasi karena Kabeyama terlambat...” Gumam Shuuya.

“Mungkin sebaiknya kebiasaan itu dihilangkan yah...” Ucap Mamoru yang menghela nafas.

“Sebenarnya aku menemukan beberapa cara...” Ucap Yuuto yang tahu-tahu sudah ada dibelakang Shuuya dan Mamoru.

“Yu, Yuuto!?” Mamoru terkejut. Sementara Shuuya hanya diam dan berbalik menghadap Yuuto.

‘Perasaan si Yuuto ini kok selalu muncul tiba-tiba begini sih? Seperti stalker saja...’ Batin Mamoru yang sedikitnya juga teringat pada seseorang bernama Hiroto Kiyama alias Gran. (author dihajar Hiroto)

“Seperti apa caranya...?” Tanya Shuuya dengan datar. Padahal aslinya dia juga penasaran. (plak!)

“Hehehe... Ayo ikut aku...” Yuuto terkekeh. Muncullah firasat buruk dalam batin Mamoru. Masih ingat insiden pengintaian Shuuya di chapter lalu kan? Sejak saat itu, Mamoru tengah memutuskan bahwa dia tidak akan pernah sekalipun percaya pada strategi Yuuto (kecuali untuk strategi dalam sepak bola). Namun karena Shuuya mengikuti Yuuto, Mamoru pun jadi ikut menyusul.

“Shuuya... Kurasa kurang bagus bila kita mengikuti saran Yuuto.” Bisik Mamoru tepat ditelinga Shuuya, berusaha supaya Yuuto tak mendengar omongannya.

“Kita lihat dulu saja. Aku percaya pada Yuuto...” Jawab Shuuya dengan tenang. Ternyata anak satu ini masih punya rasa setia kawan juga. (author ditendang Shuuya pakai Bakkunetsu Storm)

Ruang Klub Sepak Bola...

“Jadi, kita harus mempengaruhi psikologi Kabeyama!” Ucap Yuuto dengan lantang sambil menggebrak meja.

“Nggak usah pakai mukul meja napa?!” Protes Natsumi sambil memelototi Yuuto. Jadilah mereka berdua perang deathglare untuk beberapa saat.

“Memangnya gimana caranya...?” Tanya Aki penasaran.

“Serahkan saja pada Yuuto...” Jawab Shuuya yang sebenarnya agak malas untuk ikut campur.

“Benar, serahkan padaku...” Ucap Yuuto sambil menyeringai sadis(?).

‘Deg!’ Entah kenapa Mamoru malah merasa kalau ini bukan ide yang baik. Tapi, karena teman-temannya sudah terlanjur tertarik begini, apa boleh buat...

‘Semoga saja mereka tak menyesal nantinya...’ Batin Mamoru. Tak disangkan dirinya sekalipun juga dapat belajar dari pengalaman (ditampol Mamoru pake Nekken Punch).


Tralala!! Ini pembatas cerita lhoo!!! (author is tampoled)

Kabeyama sedang asyik berjalan di koridor sekolah. Suara langkahnya termasuk pelan untuk tubuhnya yang besar itu. Tiba-tiba, kedamaian Kabeyama terpaksa harus hancur saat Yuuto datang(?).

“Yo, Kabeyama...” Yuuto melambaikan tangan.

“Eh? I, Iya...?”

“Selama ini... Kau merasa takut ya bila akan bertanding...?” Tanya Yuuto yang berusaha memancing Kabeyama.

“Eh, Iya...” Jawab Kabeyama yang tersipu (what!?).

“Tuh kan! Tidak salah lagi!! Kau pasti jadi kebelet pipis karena kau merasa takut, Kabeyama....!!” Yuuto mulai berteriak dengan OOC dan gaje.

“Eh...? Bagaimana bisa?” Tanya Kabeyama yang penasaran dengan ekspresi cengo.

“Tentu saja! Bila kau merasa takut, maka hormon adrenalinmu akan terpacu...” Jelas Yuuto (pelajaran biologi tepatnya).

“La, lalu!?” Tanya Kabeyama yang ikutan terbawa situasi.

“Um... Aku lupa bagian tengahnya, tapi... Pokoknya kau akan merasa ingin ke toilet bila merasa takut(?). Oleh karena itu, aku akan memberimu pelatihan khusus agar kau jadi pria yang pemberani...!!” Teriak Yuuto. Diiringi background ombak menyapu tebing, juga diiringi musik klasik sebagai backsoundnya. Wew... Jadi teringat style anime jadul (Dihajar Yuuto pakai penguin emperor)

Kemudian dimulailah latihan gaje Kabeyama yang dipimpin oleh Yuuto. Dari latihan angkat beban, latihan ketahanan fisik, sampai latihan bina vokalia(?) dan les balet(?). tak lupa juga dengan latihan pembentukan mental dan kepribadian yang lemah lembut(?). Mereka berdua terlalu asyik ‘berlatih’ sampai tak menyadari bahwa sebenarnya Mamoru, Shuuya, Aki, dan Haruna sedang mengintai mereka.

“Ka, kalian pikir apa latihan ini bisa berhasil...?” Tanya Shuuya yang baru tahu seberapa dodolnya Yuuto (author disambit penguinnnya Yuuto).

“Tenang saja! Percayalah pada kakak!” Ucap Haruna yang sangat-sangat yakin dan percaya pada Kakak laki-lakinya tersebut.

“......” Sementara yang lainnya hanya sweatdrop sambil terus memperhatikan pelatihan gaje yang diberikan Yuuto pada Kabeyama.


Beberapa Hari Kemudian...

Hari ini, SMP Raimon kembali melakukan latih tanding dengan SMP Millenium. Semua pemain telah bersiap di lapangan, namun Yuuto dan Kabeyama tak kunjung datang juga.

“Mamoru! Apa yang harus Kita lakukan?” Tanya Aki yang bingung.

“Shuuya! Bagaimana ini...!?” Mamoru balik menanyai Shuuya.

“...Kenapa malah tanya aku? Kaptennya kan kamu...” Ucap Shuuya yang sedikit gregetan melihat kebegoan Mamoru (kali ini author dicekek pake God Hand).

“Semuanya...! Kakak dan Kabeyama telah datang...!!” Ucap Haruna yang berlari dengan gaya slow motion(?) menuju lapangan.

Muncullah sosok Yuuto dan Kabeyama. Seperti biasa, Yuuto memakai jubah birunya diatas seragam sepak bolanya itu. Kabeyama sendiri terlihat tidak mengalami perubahan, namun ekspresiya saat ini terlihat... Umm.. Jantan?

“Bagaimana hasil latihanmu, Kabeyama?” Tanya Mamoru semangat.

“Hehe. Sekarang aku tidak takut lagi menghadapi siapapun! Ayo maju! Akan kuhadapi kalian!” Ucap Kabeyama sambil menunjuk-nunjuk anggota klub SMP Millenium. Yang ditunjuk hanya sweatdrop saja.

“Mereka tidak apa-apa tuh...?” Gumam Jou yang sweatdrop. Sementara anggota Millenium lainnya (minus Seto) hanya tertawa garing.

Sudahlah, kita kembali lagi ke Raimon...

“Wah... jadi percaya diri sekali yah...” Ucap Natsumi.

“Huh! Tentu saja ! Coachnya kan aku!!” Yuuto mulai bersombong ria.

“Yaaak!! Kalau begini, sudah tidak ada masalah lagi!!” Teriak Haruna.

“Bagus!!” Mamoru mengepalkan kedua tangannya sambil tersenyum bangga.

“Kapten...” Namun tiba-tiba ucapan Kabeyama menghentikan tarian kegembiraan(?) mereka.

“Ada apa, Kabeyama...?” Tanya Mamoru yang wajahnya masih berseri-seri.

“Aku sudah tidak takut lagi, tapi kok... Aku masih ingin ke toilet yah...?” Ucap Kabeyama sweatdrop. Seluruh anggota kesebelasan Inazuma menatap Kabeyama, lalu melihat Yuuto secara bergantian.

“Kuberi waktu 2 menit...” Ucap Mamoru sambil menghela nafas.

“Baik! Aku permisi dulu!!” Ucap Kabeyama yang kemudian pergi ke toilet.

“........” Semuanya terdiam, menatap Yuuto dengan tatapan datar dan sinis.

“A, Apa-apaan kalian!? Aku sudah membuatnya jadi orang yang pemberani kan!?” Yuuto mulai memprotes seluruh anggota tim yang menatapnya.

“Ternyata memang sudah kebiasaan...” Ucap Mamoru menghela nafas.

“Ternyata ahli strategi tim kita tak sehebat yang kukira...” Ucap Shuuya yang sebenarnya sudah ingin menghajar Yuuto karena gregetan. Namun karena masih sayang pada sahabatnya itu, maka dia mengurungkan niatnya dan hanya menyindir-nyindir Yuuto.

“Ternyata kau sama sekali tidak berguna yah...” Ucap Natsumi yang langsung menancap tepat di hati Yuuto.

“Kakak...” Haruna memegang kedua tangan Yuuto sambil tersenyum.

‘Oh... Ternyata adikku masih percaya padaku...’ Batin Yuuto yang sedikit terharu. Kali ini diiringi background padang bunga warna-warni.

“Kakak payah sekali...” Ucap Haruna yang masih tersenyum. Sungguh cara menghina yang bagus sekali. (Author ditendang pakai Inazuma Break)

“Sesh....” Yuuto berubah menjadi pasir dan akhirnya diterbangkan angin.

“...Sebenarnya Yuuto-kun berjasa juga sih. Tapi malah digempur habis-habisan begitu...” Gumam Aki yang merasa kasihan pada Yuuto.

Lain kali, belajarlah menghargai usaha keras orang lain yah.... ^^

The End

A/N: Waa!? Kok jadi menjurus ke pembashingan Yuuto sih!?? Tedaak!! Author tidak bermaksud membashing siapapun, tapi entah kenapa tiba-tiba alurnya jadi begitu... Uh.. lain kali, Saia akan bikin Yuuto yang keren deh! (janji) Kan saia juga suka sama Yuuto..
Chapter ini juga bermaksud memberi pesan moral, “Hargailah usaha orang lain, meskipun terkadang hasilnya tak seperti yang Kita harapkan.”

Arigato... XDD

0 komentar:

Posting Komentar