Mirai no Uta

Senin, 05 Desember 2011
A/N: Ahaduh, ini pertama kalinya ya saia ngepost fic ke grup ini. Kali ini adalah sedikit kisah mengenai kegalauan Shuuya yang terinspirasi dari kegalauan saia sendiri waktu mendapat berita tentang si ‘Goenji Wannabe’ yang ternyata memang asli Shuuya sungguhan. Ah, Level-5 kau sungguh becat... (plak!)
However, genre fic ini akan sedikit nge-twist. Di mana saia memmbuat dua drabble dalam satu fic yang menceritakan tentang dua sisi pada masa yang berbeda. Dan satu lagi hal yang penting: FIC INI DIIKUTSERTAKAN DALAM LOMBA! Dan juga saia mohon supaya jangan meng-copas fic ini tanpa ijin dari saia... ^^

And here we go! XD


Inazuma Eleven © Level 5

The Fallen Kuriboh’s Special Present

Mirai no Uta

“When the future create our new destiny”

Rate: T (for some deep part)
Pair: ShuuMamo (GouEndou)
Genre: Humor, Hurt/comfort, Angst, Friendship.
Feature: 2 drabbles of light and dark side
.
.
.


Normal POV

Iris hitam itu terpaku pada layar handphone-nya. Dengan sebelah alis yang terangkat dan yang satunya berkerut heran. Dengan bibir ternganga seolah akan jatuh ke tanah bila ia meneruskan bengongnya. Dengan sebuah artikel dalam handphone yang menyala dalam genggaman tangannya.

‘Masaka.... Ore no mirai....?’


Mirai no Uta
Light Side: Ten Year’s Promise

By Dika L.S


Raimon high school, tempat di mana hari-hari rutin nan biasa saja dijalani oleh seluruh muridnya. Belajar, bersenda gurau, menulis, membaca doujinshi yaoi(?), membuat fanart shonen-ai(???), dan belajar, belajar, belajar, dan belajar. Baiklah, mari kita lupakan saja kata belajar yang ternyata telah disebutkan lima kali dan mulai ceritanya.

Alkisah, duduklah tiga orang sahabat 3-top Raimon Eleven, yang mana mereka sedang menikmati waktu istirahat siang mereka di atap sekolah. Endou Mamoru, sang goalkeeper merangkap libero sekaligus kapten tim itu sedang melahap jatah makan siangnya bak kucing kelaparan. Kidou Yuuto, sang midfielder sekaligus ahli strategi tim ini menyeruput susu kotaknya dengan tenang nan damai seperti biasa. Sementara Goenji Shuuya, sang forward bergelar flame striker itu sibuk mengotak-atik keypad handphone-nya dengan jemarinya, mengabaikan jatah makan siangnya yang terbengkalai dan berakhir dengan raib dimakan Mamoru.

Dan dari ditulah monohisteria itu dimulai...




Shuuya’s POV

Tik... tik... tik...

Jarum jam itu terus berdetak.

Tik... tik... tik...

Dan waktu akan terus bergulir, membawa semua orang menuju jalannya masing-masing...

Tik... tik.. tik...

Kita berpisah, dan mengalami banyak perubahan.

Tik... tik... tik—

Begitu pun, apakah kau masih akan menepati janjimu untuk percaya padaku?

Ah, kau benar-benar menyebalkan.

—tik.

Dan kini waktu telah terhenti. Memberi kesempatan pada kita untuk bertemu kembali.

...Di persimpangan jalan yang sama sekali berlawanan arah ini.



Mirai no Uta
Dark Side: Ten Year’s Rebellion

By The Fallen Kuriboh/ Dika L.S


Derap langkahmu berdetak dinamis, untuk berlari menjangkau teritori yang tersemat di balik cahaya putihmu. Tangan kokoh itu terulur jauh, menggapai abstraksi angin yang terjangkau oleh genggamanmu. Rambut cokelatmu tersibak tanpa aturan karena campur tangan angin dan gerakan kacaumu. Matamu menatap nanar padaku. Antara kecewa, tidak percaya, dan kesedihan. Kemudian bibir yang biasanya selalu mengulum senyum itu tertarik ke bawah. Sambil menggigit pelan bibirmu kau memandangku dari sana. Dan dengan napas berat yang memburu, getaran suara dari tenggorokanmu mulai beresonansi dengan udara. Bibirmu terbuka, dengan suara yang bergetar....

“Goenji...? Kau Goenji kan?”

Ah, kau tidak melupakanku rupanya. Masih dapat ingat padaku meski sepuluh tahun berlalu tanpa bersua sekali pun. Endou, kau memang...

—menyebalkan.

“Goenji... kenapa kau melakukan semua ini?”

Kenapa? Kenapa katamu? Tentu saja aku melakukan ini semua demi keadilan yang selama ini kucari! Akulah yang menyelamatkan pergolakan dunia. Akulah yang akan menjadi cahaya bagi seluruh umat manusia. Akulah...

“Jawab aku, Goenji!”

Tidak. Tak ada alasan bagiku untuk menjawab peranyaanmu. Kau tak perlu bertanya, dan aku tak perlu menjawab. Karena kau berjanji untuk selalu mempercayaiku. Nee, Endou?

“Kh... tatap mataku! Kau bahkan tak berbalik untuk melihatku.”

Ah, suaramu bergetar. Kau pasti sedang menangis saat ini. Karena sedih? Marah? Kecewa? Kau menyesal bukan karena telah berteman denganku? Lalu kenapa tidak aku pergi berlalu sambil melupakan segala eksistensiku dan mengubur dalam-dalam segala peristiwa yang kita lalui bersama?

“Goenji... Goenji....”

Lagi, kau memanggil namaku. Cukup Endou, aku lelah. Aku sudah lelah atas keberadaanmu yang selalu merusak logikaku ini. Aku tidak butuh lagi semua kenangan-kenangan masa lalu. Itu semua tidak diperlukan. Bahkan dirimu sekalipu—

‘Namaku Endou Mamoru, kapten eskul sepakbola Raimon!’

Aku tidak membutuhkanmu.

‘Goenjiii! Sokka yarou ze!’

Aku tidak akan pernah lagi mengingat senyuman polos itu.

‘Kau memang selalu terlambat, Goenji!’

Aku tidak akan mendengarkanmu lagi.

‘Aku bersyukur karena kau bisa kembali ke sini.’

Aku tidak pernah ada bersamamu.

‘Sekarang dan seterusnya, kita akan tetap berteman!’

­kita akan lupa akan janji-janji itu.

‘terimakasih Goenji. Aku senang bisa berteman denganmu.’

.......

Aku pun senang karena bisa bertemu dan berteman denganmu. Karena itu aku harus melupakan segala kenangan dan janji itu. Karena aku harus membuang segala hal yang berarti bagiku.

Juga untuk dirimu yang paling berharga di hatiku.

Karenanya, Endou, jangan menangis. Jangan menunjukkan sisi lemahmu pada orang asing sepertiku. Jangan memanggil orang lain sepertiku dengan nama sahabatmu yang paling berharga. Endou, aku memang harus membuang segalanya. Namun aku tidak akan takut. Karena aku tahu bahwa kau akan terus menyimpannya untukku.

Maka dari itu, jangan lagi...

“Don’t cry...”

Tetesan bening itu berhenti jatuh tatkala kau mendengar sebuah suara dalam yang merasuk dan melelh di dalam hatimu, mengobati segala rasa rindu yang melapuk karena tergeming selama sepuluh tahun di tempatnya. Wajahmu terdongak, dengan menaruh sedikit harapan dan mengumpulkannya pada peredaran darahmu kemudian memaksakan aliran darah sehingga pipimu merona sebagai dampaknya. Bibir itu terucap, kembali dengan nama yang sama.

“Goenji—“

“No, aku bukan Goenji. Aneh, aku bahkan tidak mengenalnya.”

Ekspresi wajahmu mendadak kosong dan polos tatkala melihatku tersenyum formal. Tanpa mengunggu reaksi lebih lanjut darimu, aku kembali berkecap.

“Namaku Ishido Shuuji, pimpinan organisasi Fifth Sector. Senang bertemu denganmu, Endou-kantoku...”

Apakah kau akan percaya padaku, Endou? Kau telah berjanji bukan? Kau akan mempercayai Ishido Shuuji bila itu adalah permintaan seorang Goenji Shuuya kan? Kau tidak akan merah padaku atau pun berkhianat bukan?

Aku, saat ini pun masih percaya pada janjimu sepuluh tahun yang lalu...

Maukah kau menunggu hingga saat di mana tirai panggung ini akan ditutup dengan akhir pilihan kalian?

‘Seandainya ini bukan untukmu, aku tidak akan melakukannya... Endou’

Aku akan melindungimu. Pasti.

The End


A/N: And that's. Ini fic agak lama yang tadinya saia sumbangkan untuk grup fb, dan malah ke-publish di sini sebelum saia masukin ke ffn. Yah, itulah dunia /plak!

1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    Coin Casino UK Review & Bonus Code
    Coin 메리트 카지노 casino UK review - 인카지노 Pros, Cons, Players' Ratings & More! ➤ Bonuses up to €300 ✚ 제왕 카지노 Bonus in 20 Deposits ➤ Best casino for slots ✓ Top 10

Posting Komentar